Sunday, January 28, 2018

Daily Blog : journey to the north Vietnam

Sebagai seorang pria biasa nan lugu, adalah sebuah kebanggaan apabila si lugu ini menjadi luar biasa dalam dunia per-blogan. 
Kali ini, si pria yang biasa disebut 'si penulis' mencoba untuk menceritakan kesehariannya dalam menghadapi kerasnya kehidupan di muka bumi ini. Tema yang akan diambil adalah ketika si penulis dengan 'sukarela' bekerja di luar negeri demi menafkahi keluarganya. Penulis akan men-challenge dirinya sendiri yaitu membuat Daily Blog dengan bahasa-bahasa yang sederhana namun tak bermakna. 

Alkisah, si penulis yang berdomisili di Bali mendapatkan sebuah 'petunjuk' untuk kembali bekerja di salah satu negara ASEAN yang masih menganut paham komunis. Vietnam adalah nama yang beruntung dikunjungi oleh si penulis. Pekerjaan yang dilakukan tentu tidak sembarang orang bisa melakukannya, hanya individu yang 'rela' menghabiskan otaknya yang sanggup untuk bertahan dan bekerja di tempat ini 💣

28 January, 2018 jam 4 pagi.
Alarm Iphone 5s Gold version berbunyi, menandakan si penulis harus segera bangkit dari kemalasannya demi tidak tertinggal pesawat. Penulis mencoba untuk membuka baju, gosok gigi, cuci-cuci cantik muka dan lap2 basah badan supaya terlihat lebih segar 'KW' ala-ala sudah mandi full. Penulis merasa percuma untuk mandi di suasana dinginnya malam. 
Setelah 'mandi', penulis lalu sembahyang memohon keselamatan dan kesehatan selama perjalanan nanti. Tak lupa juga sedikit meneguk air putih demi kelancaran tenggorokan kering di pagi buta. 

Jam 04.30 pagi.
sebuah telepon berdering dari seorang sopir 'Blue Bird', melaporkan kepada penulis bahwa dirinya sudah siap untuk mengangkut dan melaju menuju bandara. Sebelum berangkat, penulis mengucapkan 'sayonara good bye' kepada sang istri dan sang anjing korengan yang setia. 😅.

Jam 05.30 pagi.
Antrian kounter Check in Air Asia begitu ramai dan padat. Menandakan bahwa maskapai berbudget murah itu akan segera terbang di pagi hari alias penerbangan international awal. Dikarenakan penulis membeli tiket yang mahal alias Premium Flex, maka antriannya tentu berbeda dan sepi. Alhasil hanya dengan 3 menit, proses check in pun berhasil dan bersiap menuju Imigrasi dan Ruang Tunggu.

Nuansa berbeda coba untuk ditampilkan oleh Angkasa Pura dalam meramu dan mempercantik keindahan airport Bali. Pernak-pernik Chinese New Year pun banyak dipajang di beberapa spot tertentu. Baik itu berupa lampion, patung Anjing maupun ornamen-orname berbahan dasar warna merah menyala. 
Kala itu, suasana International masih sepi dari aktivitas penumpang yang lalu lalang. Hanya terlihat beberapa staff restaurant/tempat makan serta para OB yang masih membersihkan beberapa titik kekotoran. 
Year of the Dog

lampion dan teman-temannya

Sepi di jam 5.30

Jam 07.00 pagi pun boarding dan bersiap-siap terbang meninggalkan kampung halaman Bali. Oya, sedikit informasi, tujuan akhir penulis adalah ke Hanoi dengan transit di KL (Kuala Lumpur).
Di pesawat menuju KL, penulis mencoba salah satu menu andalan Air Asia yaitu Nasi Lemak yang kurang lebih sama dengan Nasi Uduk atau Nasi Jinggo di Indonesia. Isinya ya nasi putih pulen, sambal terasi, ikan teri, telur, dan ayam rendang. Dari segi rasa sie kurang lebih lumayan lah, untuk mengganjal pintu perut supaya tidak keroncongan. 

tampak depan si Nasi Lemak

Setibanya di KL,  penulis mencoba untuk mengisi 'kembali' kekosongan perut dengan makan Wantan Soup persembahan dari Noodles. Bisa kalian dapatkan di KLIA 2 area, patokannya adalah di area tengah bawah (persimpangan antara Gate P dan Gate L - kalau gak salah ya). Harganya pun lumayan sekitar 21 an RM dengan tampilan mangkok yang sangat besar dan isi nya kurang lebih setengahnya. Dari segi rasa, lumayan lah (untuk kembali mengganjal perut yang tidak pernah kosong ini 😅)

Jam 12 bersiap menuju Hanoi. Perjalanan ke arah utara Vietnam sekitar kurang lebih 2,5 jam. Seperti biasa di Air Asia tidak ada hiburan buat pengunjung. So buat kalian yang pengen menghibur diri, cukup membuka laptop (nonton film) atau dengerin music via HP (airplane mode) atau main game via PS Vita / Nintendo Switch. 

Setiba di Hanoi (Noi Bai Airport) kira-kira jam 14.20, penulis mengarah ke kounter Money Exchange (lokasi ada di lantai bawah setelah Imigrasi) untuk melakukan penukaran uang. Mata uang Vietnam adalah Vietnamese Dong (VND) atau bisa kita sebut saja dengan Dong. Untuk ratenya jika dengan USD kira-kira sekitar 22,700 atau 23,000. Hanya saja pada hari ini, ratenya jatuh ke 22,300. Entahlah yang pasti ketika penulis melirik ke money exchange lainnya, ratenya malah ada yang 22,600. Piye iki jal 😞

Nah, kalau ada yang belum tahu, di Hanoi atau daerah utara itu ada 4 musim lho (Spring, Summer, Autumn dan Winter). Di bulan ini, penulis terjebak di Winter alias musim dingin ujan. Ketika  cek di app Weather, suhu sore ini adalah sekitar 13 derajat celcius. 💦💧. Sangat-sangat dingin, apalagi ketika melangkah keluar bandara, seketika badan diterjang badai angin dingin (serasa di Jepang nie).
Oya, ada yang menarik ketika tiba di airport, banyak orang lokal lalu lalang dengan atribut bendera mereka (bintang dengan warna merah). Ada yang membawa  bendera, spanduk, bahkan ada yang nekat dengan tato temporer di pipi mereka. Usut punya usut, ternyata ada kegiatan menyambut para pahlawan muda sepakbola Vietnam yang baru tiba dari luar negeri, dimana Vietnam berhasil menjadi runner up turnamen AFC U-23 2018 yang baru saja berlangsung. Sebagai tambahan, AFC U-23 adalah sebuah kompetisi sepakbola yang melibatkan seluruh negara-negara Asia dengan para pemainnya berusia di bawah 23 tahun. Vietnam sendiri berhasil mencatatkan sejarah penting di dunia sepakbola-nya dimana berhasil masuk ke final meski kalah dari Uzbekistan. Wow, congratulation yaaa (btw Indonesia kapan?? 😂)

Jam 15.00, penulis akhirnya dijemput oleh sopir menuju ke arah utara lagi yaitu Provinsi Tuyen Quang. Perjalanan darat yang ditempuh adalah sekitar 3 jam (kurang lebih). Di mobil sendiri sudah disiapkan beberapa botol minuman, just in case penulis merasa kehausan. Selama perjalanan, tak banyak pemandangan menarik yang disuguhkan. Hanya saja ketika mendekati tujuan, bukit-bukit kecil terhampar di luar, serasa ingin difoto sebagai kenang-kenangan. Provinsi ini memang berada di seputaran perbukitan / pegunungan, jadi kemungkinan hal itu yang membuat daerah ini menjadi lebih dingin di musim dingin jika dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya. 

luar biasa pak

Jam 16.30 sore tibalah di hotel bernama Mai Son Hotel. Lokasinya bisa dibilang di central area dari kota. Gak banyak yang bisa direview, dikarenakan kondisi hotelnya sangatlah standard Vietnam untuk ukuran di kota kecil. Malam harinya pun dijamu oleh salah satu lokal staff disini. Pilihan makanan yang tepat tentunya yang berhubungan dengan kuah or soup. Gak tau nama Vietnamnya, tapi ini semodel shabu-shabu, dimana kita memasak beberapa bahan, dicelupkan hingga hangat lalu disantap. Bahannya kali ini adalah Ikan, Sayur-sayuran, jamur dan mie instan. 
Cukup membuat hangat badan, apalagi porsinya yang sangat pas membuat perut ini semakin membuncit.

terima kasih kawan


Oke, itu saja dulu untuk Day 1. Karena si penulis akan bertugas selama seminggu, maka jangan harap kalo Daily Blog ini akan berlanjut. 😅
Sampai jumpa di episode-episode selanjutnya 

No comments:

Post a Comment

Daily Blog : short journey in Taipei

Taiwan.. Pertama kali yang terdengar ketika mendengar kata sebuah negara 'Taiwan' adalah sebuah grup idol ternama F4 dan Meteor G...