Saturday, January 13, 2018

Horizon Zero Dawn (Review) : keindahan tanpa batas

Tak ada yang bisa dipungkiri bahwa 2017 adalah tahunnya Guerilla Games. Sebuah kerjasama dan tantangan dari SONY membuat developer eksklusif tersebut berhasil menuntaskan sebuah mahakarya berjudul Horizon Zero Dawn. 


Di era tahun 2004, Guerilla Games yang berdomisili di Amsterdam sendiri sempat membuat gebrakan di konsol Playstation 2 dengan Killzone, lalu berlanjut di tahun 2009 dan 2011 dengan judul yang sama tapi seri yang berbeda (Killzone 2 & 3). 2013 pun akhirnya meluncurkan Killzone Shadow Fall di generasi Playstation 4. PSP (Playstation Portable) tak ketinggalan mendapatkan game ini di tahun 2006 dengan judul Killzone : Liberation. 

Walhasil, sebelum era Horizon, jika seorang gamer mendengar Guerilla Games maka yang terbayang adalah serial Killzone yang mendunia 

Oke, kembali ke topik utama. 
Setelah kesuksesan Killzone, Guerilla akhirnya mendapat kepercayaan dari SONY untuk membuat sebuah game yang berbeda dari biasanya. SONY sendiri memberikan kebebasan yang utuh dan kreatif kepada Guerilla untuk mengembangkan sebuah game baru dengan karya orisinil.  
Saya sempat terpukau ketika menonton sebuah trailer game ini di sebuah acara E3 2015 (tentu saja nonton di Utube, bukan datang langsung yaa...). Cukup satu kata ketika menonton trailernya.
FANTASTIS.


Tahun demi tahun pun berlalu, akhirnya di February 2017, SONY akhirnya merilis game ini. Seluruh penikmat game yang sudah terpukau dengan aksi manis seorang gadis dengan tusukan-tusukan maut menghujam mesin dinosaurus pun akhirnya bisa mencicipi. Oya, game ini hanya rilis di PS4 lo, jadi buat Xbox, PC dan konsol-konsol lainnya hanya bisa gigit jempol.




Kisah dari game ini bermula dari sebuah petualangan seorang gadis manis bernama Aloy dalam mengarungi kerasnya kehidupan di jaman itu. 
Si cilik Aloy tidak punya Ibu. Untuk sebuah suku, jika tidak punya Ibu maka harus keluar dari kelompok dan terasingkan. Aloy sendiri diasuh oleh bapak Rost. Sebagai seorang wali tunggal, Rost mengajarkan banyak hal kepada Aloy, mulai dari berburu (disini maksudnya berburu Machine), bertahan hidup dan berlatih layaknya seorang pejuang. Aloy sendiri menemukan sebuah alat yang bernama Focus. Alat ini berguna untuk melihat keadaan sekitar yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, juga bisa melihat posisi dan kelemahan Machine sehingga memudahkan untuk bertarung. Bersama Focus dan beberapa weapon yang digunakan, Aloy bertualang mencari sebuah kebenaran dan kenyataan dari dunia Horizon Zero Dawn. Bagaimana bisa sebuah peradaban kuno hidup berdampingan dengan beberapa alat-alat canggih nan modern?  dan bagaimana asal-usul Aloy hingga bisa terlahir di dunia tersebut? hmmm... 


(Sekilat Info, Machine adalah sebuah istilah untuk robot-robot berbentuk binatang yang hidup berdampingan dengan manusia, kadangkala ada machine yang bersahabat atau mengganggu). 


mbak Aloy dengan Focus (telinga kanan)




mbak Aloy, wajahnya mulus. Mungkin pake perawatan SKII jadinya kinclong
Oke, 'Amateur Review' dimulai dari sini:
Dunia yang ditampilkan sangatlah luas, sehingga memungkinkan player untuk mengeksplore misi-misi sampingan atau membunuh beberapa machine. Konsep Open World menjadi salah satu senjata utama game ini. 


Selama permainan, kita lebih banyak dimanjakan oleh segarnya pemandangan pegunungan, jernihnya sungai, ademnya music soundtrack, supernya gaya bertarung melawan Machine, banyaknya misi sampingan hingga indahnya sistem crafting. Semua elemen bisa kita nikmati di game racikan Guerilla Games.

Sistem crafting sendiri sangatlah berguna buat kelangsungan hidup mbak Aloy. Semakin banyak kita menghancurkan Machine dan menyelesaikan berbagai macam misi sampingan maka kita bisa mengupgrade segala sisi, baik itu dari segi persenjataan, outfit dari Aloy maupun skill yang menentukan arah permainan. 


Dari segi fighting style, Horizon sangatlah menyejukkan tangan. Gerakan sangat luwes sehingga kita bisa mengatur senjata apakah menggunakan Spare (Tombak), Bow (Panah) atau yang lainnya. Selain itu selama bertarung, jika kita sudah kehabisan ammo, maka kita bisa langsung meng-crafting nya (dalam mode slow motion). Hal ini memudahkan si mbak buat bertarung. Persenjataan yang digunakan ada banyak pilihan yaitu bisa menggunakan panah (berbagai macam jenis), tombak, ketapel dan lain-lain.

Senjata favoritku jatuh pada pilihan Shadow Sharpshot Bow, salah satu ammo-nya ada bisa memisahkan beberapa part penting dari Machine. 

Aloy dengan Shadow Sharpshot Bow 

Aloy dengan Heavy Weapon

Sisi visual dari game ini sangatlah menonjol. Mungkin bisa dibilang terbaik lah setelah game lawas pendek nan gak jelas (The Order 1886) dan game mas ganteng Nathan Drake (Uncharted 4). Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa pemandangan alam yang sangat sangat sangat gila membuat player bisa meluangkan waktu sejenak buat photo shoot (dalam photo mode). Wajah mulus Aloy, jernihnya sungai atau keragaman gerak NPC adalah salah satu bukti nyata keberhasilan team Guerilla dalam meramu game ini

adegan manah mbak Aloy. panah aku mbak, panahhhh... 
Kehadiran para Machine di game ini juga menjadi point penting. Bagaimana tidak, dunia Horizon Zero Dawn digambarkan unik, dimana keberadaan mesin-mesin canggih bisa ada di peradaban manusia yang sangatlah terbelakang. Penggambarannya seperti dinosaurus tapi dalam bentuk mesin. Aneh ya, tapi unik juga. Ada versi T-Rex, versi Buaya, versi Burung bahkan ada yang versi aktif macam Velociraptor (bener gak tulisannya..)
Adegan pembunuhan Machine. 


Stroyline atau jalan cerita sangatlah berpengaruh dalam dunia game manapun. Meskipun graphisnya menonjol tapi jika tidak dibarengi dengan cerita yang mumpuni maka bisa menjadi bumerang buat keseluruhan game tersebut (seperti The Order 1886). Di Horizon, kita bisa mendapatkan nuansa cerita yang menyentuh dan sangat kuat dari awal hingga akhir. Dimulai dari perjuangan seorang Aloy menjadi pejuang yang terasingkan, meninggalnya bapak Rost sang pengasuh, pertemuan dengan si 'Ibu' Elizabeth Sobeck hingga pertarungan tahap terakhir melawan musuh yang kuat benar-benar menyatu dan serasa berada di dalam dunia Aloy. 

last battle yang seru

Sebuah kredit khusus patut diberikan kepada alunan musicnya. Acungan jempol dan applaus sambil berdiri saya dedikasikan kepada Joris de Man, The Flight dan Niels van der Leest sebagai komposer dan Julie Even sebagai penyumbang suara merdu. Gabungan mereka ternyata menghasilkan hasil yang sangat maksimal, sangat pas dengan kondisi Horizon Zero Dawn baik saat bertarung, berkelana ataupun saat opening act. 
Oya, VA (Voice Actress) dari Aloy sendiri diperankan oleh Mbak Ashley Burch. Dia sudah banyak mengisi suara beberapa nama yang familiar, macam Chloe Price (Life is Strange), Tiny Tina (Borderlands 2), Sasha Braus (Attack on Titan) atau sebagai Nadia (Rise of Tomb Rider). 


Di akhir 2017, Horizon Zero Dawn meraup banyak penghargaan dan masuk beberapa nominasi, seperti Best PS4 games (IGN), nominasi Game of The Year (The Game Awards), Best Gaming Peformance of Ashley Burch (Golden Joystick Award), dan masih banyak lagi. (Sisanya bisa liat di Wikipedia)



Overall, Guerilla Games menjadi salah satu developer terbaik yang bisa menghadirkan game-game berkelas di masa mendatang, mungkin bisa menyaingi Naughty Dog selama beberapa tahun.  SONY harus benar-benar jeli dalam memanfaatkan segala resourcesnya sehingga bisa membuat para gamers untuk terus bersama dengan Playstation 4 dan tidak berpindah ke lain console. 



ketika berhasil menamatkan game ini 😅


Horizon Zero Dawn adalah jawaban, sebuah keindahan tanpa batas.






Note : semua gambar di atas hasil screenshot PS4 slim yang belinya cash di PSE Enterprise 😅


No comments:

Post a Comment

Daily Blog : short journey in Taipei

Taiwan.. Pertama kali yang terdengar ketika mendengar kata sebuah negara 'Taiwan' adalah sebuah grup idol ternama F4 dan Meteor G...