Sunday, January 28, 2018

Daily Blog : journey to the north Vietnam

Sebagai seorang pria biasa nan lugu, adalah sebuah kebanggaan apabila si lugu ini menjadi luar biasa dalam dunia per-blogan. 
Kali ini, si pria yang biasa disebut 'si penulis' mencoba untuk menceritakan kesehariannya dalam menghadapi kerasnya kehidupan di muka bumi ini. Tema yang akan diambil adalah ketika si penulis dengan 'sukarela' bekerja di luar negeri demi menafkahi keluarganya. Penulis akan men-challenge dirinya sendiri yaitu membuat Daily Blog dengan bahasa-bahasa yang sederhana namun tak bermakna. 

Alkisah, si penulis yang berdomisili di Bali mendapatkan sebuah 'petunjuk' untuk kembali bekerja di salah satu negara ASEAN yang masih menganut paham komunis. Vietnam adalah nama yang beruntung dikunjungi oleh si penulis. Pekerjaan yang dilakukan tentu tidak sembarang orang bisa melakukannya, hanya individu yang 'rela' menghabiskan otaknya yang sanggup untuk bertahan dan bekerja di tempat ini 💣

28 January, 2018 jam 4 pagi.
Alarm Iphone 5s Gold version berbunyi, menandakan si penulis harus segera bangkit dari kemalasannya demi tidak tertinggal pesawat. Penulis mencoba untuk membuka baju, gosok gigi, cuci-cuci cantik muka dan lap2 basah badan supaya terlihat lebih segar 'KW' ala-ala sudah mandi full. Penulis merasa percuma untuk mandi di suasana dinginnya malam. 
Setelah 'mandi', penulis lalu sembahyang memohon keselamatan dan kesehatan selama perjalanan nanti. Tak lupa juga sedikit meneguk air putih demi kelancaran tenggorokan kering di pagi buta. 

Jam 04.30 pagi.
sebuah telepon berdering dari seorang sopir 'Blue Bird', melaporkan kepada penulis bahwa dirinya sudah siap untuk mengangkut dan melaju menuju bandara. Sebelum berangkat, penulis mengucapkan 'sayonara good bye' kepada sang istri dan sang anjing korengan yang setia. 😅.

Jam 05.30 pagi.
Antrian kounter Check in Air Asia begitu ramai dan padat. Menandakan bahwa maskapai berbudget murah itu akan segera terbang di pagi hari alias penerbangan international awal. Dikarenakan penulis membeli tiket yang mahal alias Premium Flex, maka antriannya tentu berbeda dan sepi. Alhasil hanya dengan 3 menit, proses check in pun berhasil dan bersiap menuju Imigrasi dan Ruang Tunggu.

Nuansa berbeda coba untuk ditampilkan oleh Angkasa Pura dalam meramu dan mempercantik keindahan airport Bali. Pernak-pernik Chinese New Year pun banyak dipajang di beberapa spot tertentu. Baik itu berupa lampion, patung Anjing maupun ornamen-orname berbahan dasar warna merah menyala. 
Kala itu, suasana International masih sepi dari aktivitas penumpang yang lalu lalang. Hanya terlihat beberapa staff restaurant/tempat makan serta para OB yang masih membersihkan beberapa titik kekotoran. 
Year of the Dog

lampion dan teman-temannya

Sepi di jam 5.30

Jam 07.00 pagi pun boarding dan bersiap-siap terbang meninggalkan kampung halaman Bali. Oya, sedikit informasi, tujuan akhir penulis adalah ke Hanoi dengan transit di KL (Kuala Lumpur).
Di pesawat menuju KL, penulis mencoba salah satu menu andalan Air Asia yaitu Nasi Lemak yang kurang lebih sama dengan Nasi Uduk atau Nasi Jinggo di Indonesia. Isinya ya nasi putih pulen, sambal terasi, ikan teri, telur, dan ayam rendang. Dari segi rasa sie kurang lebih lumayan lah, untuk mengganjal pintu perut supaya tidak keroncongan. 

tampak depan si Nasi Lemak

Setibanya di KL,  penulis mencoba untuk mengisi 'kembali' kekosongan perut dengan makan Wantan Soup persembahan dari Noodles. Bisa kalian dapatkan di KLIA 2 area, patokannya adalah di area tengah bawah (persimpangan antara Gate P dan Gate L - kalau gak salah ya). Harganya pun lumayan sekitar 21 an RM dengan tampilan mangkok yang sangat besar dan isi nya kurang lebih setengahnya. Dari segi rasa, lumayan lah (untuk kembali mengganjal perut yang tidak pernah kosong ini 😅)

Jam 12 bersiap menuju Hanoi. Perjalanan ke arah utara Vietnam sekitar kurang lebih 2,5 jam. Seperti biasa di Air Asia tidak ada hiburan buat pengunjung. So buat kalian yang pengen menghibur diri, cukup membuka laptop (nonton film) atau dengerin music via HP (airplane mode) atau main game via PS Vita / Nintendo Switch. 

Setiba di Hanoi (Noi Bai Airport) kira-kira jam 14.20, penulis mengarah ke kounter Money Exchange (lokasi ada di lantai bawah setelah Imigrasi) untuk melakukan penukaran uang. Mata uang Vietnam adalah Vietnamese Dong (VND) atau bisa kita sebut saja dengan Dong. Untuk ratenya jika dengan USD kira-kira sekitar 22,700 atau 23,000. Hanya saja pada hari ini, ratenya jatuh ke 22,300. Entahlah yang pasti ketika penulis melirik ke money exchange lainnya, ratenya malah ada yang 22,600. Piye iki jal 😞

Nah, kalau ada yang belum tahu, di Hanoi atau daerah utara itu ada 4 musim lho (Spring, Summer, Autumn dan Winter). Di bulan ini, penulis terjebak di Winter alias musim dingin ujan. Ketika  cek di app Weather, suhu sore ini adalah sekitar 13 derajat celcius. 💦💧. Sangat-sangat dingin, apalagi ketika melangkah keluar bandara, seketika badan diterjang badai angin dingin (serasa di Jepang nie).
Oya, ada yang menarik ketika tiba di airport, banyak orang lokal lalu lalang dengan atribut bendera mereka (bintang dengan warna merah). Ada yang membawa  bendera, spanduk, bahkan ada yang nekat dengan tato temporer di pipi mereka. Usut punya usut, ternyata ada kegiatan menyambut para pahlawan muda sepakbola Vietnam yang baru tiba dari luar negeri, dimana Vietnam berhasil menjadi runner up turnamen AFC U-23 2018 yang baru saja berlangsung. Sebagai tambahan, AFC U-23 adalah sebuah kompetisi sepakbola yang melibatkan seluruh negara-negara Asia dengan para pemainnya berusia di bawah 23 tahun. Vietnam sendiri berhasil mencatatkan sejarah penting di dunia sepakbola-nya dimana berhasil masuk ke final meski kalah dari Uzbekistan. Wow, congratulation yaaa (btw Indonesia kapan?? 😂)

Jam 15.00, penulis akhirnya dijemput oleh sopir menuju ke arah utara lagi yaitu Provinsi Tuyen Quang. Perjalanan darat yang ditempuh adalah sekitar 3 jam (kurang lebih). Di mobil sendiri sudah disiapkan beberapa botol minuman, just in case penulis merasa kehausan. Selama perjalanan, tak banyak pemandangan menarik yang disuguhkan. Hanya saja ketika mendekati tujuan, bukit-bukit kecil terhampar di luar, serasa ingin difoto sebagai kenang-kenangan. Provinsi ini memang berada di seputaran perbukitan / pegunungan, jadi kemungkinan hal itu yang membuat daerah ini menjadi lebih dingin di musim dingin jika dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya. 

luar biasa pak

Jam 16.30 sore tibalah di hotel bernama Mai Son Hotel. Lokasinya bisa dibilang di central area dari kota. Gak banyak yang bisa direview, dikarenakan kondisi hotelnya sangatlah standard Vietnam untuk ukuran di kota kecil. Malam harinya pun dijamu oleh salah satu lokal staff disini. Pilihan makanan yang tepat tentunya yang berhubungan dengan kuah or soup. Gak tau nama Vietnamnya, tapi ini semodel shabu-shabu, dimana kita memasak beberapa bahan, dicelupkan hingga hangat lalu disantap. Bahannya kali ini adalah Ikan, Sayur-sayuran, jamur dan mie instan. 
Cukup membuat hangat badan, apalagi porsinya yang sangat pas membuat perut ini semakin membuncit.

terima kasih kawan


Oke, itu saja dulu untuk Day 1. Karena si penulis akan bertugas selama seminggu, maka jangan harap kalo Daily Blog ini akan berlanjut. 😅
Sampai jumpa di episode-episode selanjutnya 

Friday, January 26, 2018

Game of The Year 2017 (PlayStation.Blog) - Musimnya Horizon Zero Dawn

Setiap akhir tahun, Playstation.Blog mengeluarkan sebuah voting untuk para penikmat blognya khususnya untuk individu yang menamakan diri sebagai seorang 'playstation gamer'. Voting yang dilakukan cukup simple, ada beberapa kategori yang berkaitan dengan game dan para gamer bisa memilih sesuai dengan pilihannya, seperti diantaranya untuk kategori 'Best PS4 Game', 'Best Independence Game', 'Best PS Vita Game', 'Best Multiplayer Game' dan masih banyak lagi. 
Selain untuk game, ada juga voting untuk kategori para 'pemain nyata' yang memang berperan sebagai karakter dalam game tersebut. Namanya adalah 'Best Peformance'.  
Ada voting dari pemirsa gamer ada juga pilihan berdasarkan beberapa editor dari Sony Interactive Entertainment America' atau bisa disingkat SIEA. 


Oya, sebelum lanjut, playstation blog ini sendiri dikelola oleh SIEA sebagai bagian dari Playstation team dari US. Blog/Websitenya sangatlah menarik untuk dikunjungi dimana kita bisa mendapatkan  informasi game terbaru, review, video trailer game dan masih banyak lagi yang berhubungan dengan Playstation. 


Nah di ajang 2017 ini, ada sekitar 18 kategori yang bisa kita vote, setiap kategori terdapat 4 pemenang yang masing-masing diurut berdasarkan nama 'Trophy' ketika kita bermain Playstation. Platinum, Gold, Silver dan Bronze adalah urutan  dari peringkat 1 hingga 4. Menurut informasi dari SIEA sendiri, di tahun ini ada sekitar 1.6 juta votes yang sudah beredar di 18 kategori dengan 150K diantaranya memilih di kategori 'Best PS4 Games'. 


Guerilla Games patut bersuka cita di ajang 'online' ini. Salah satu game terbaiknya 'Horizon Zero Dawn' (HZD) berhasil merebut 9 Platinum Trophy, khususnya di beberapa kategori 'crucial' di kalangan Playstation 4. Seperti 'Best PS4' Game dimana berhasil menyingkirkan Call of Duty WWII, Assassin Creed Origins, kemudian 'Best Art Direction', 'Best Soundtrack',  atau 'Best Story' yang berhasil mengalahkan Uncharted Lost Legacy, serta 'Studio of The Year'. 

Jeng Aloy


Di sisi 'Best Peformance', Horizon juga berjaya dengan Platinum yang mengantarkan Ashly Burch (Aloy)sebagai pemenang. Menyingkirkan nama beken seperti Laura Bailey (Nadine/Uncharted Lost Legacy), Melina Juergens (Senua/Hellblade) dan Claudia Black (Chloe/Uncharted Lost Legacy). Voice act dari Ashly benar-benar menyatu dengan karakter Aloy dan sangat pas. 

Ashly Burch

Kesuksesan HZD sejatinya sudah diduga oleh beberapa voters dan mungkin dari beberapa editor yang sempat mereview dan memberikan ulasan-ulasan game selama tahun 2017. Banyak elemen dari game ini sangat menggugah para gamers untuk mencicipi dan mengeksplore keindahan salah satu game 'open world' terbaik ini. Entah itu dari sisi gameplay, sistem crafting, action, voice actor, graphic bahkan musicnya sudah menjelma menjadi yang terbaik di mata sebagian gamers. Apalagi, di akhir tahun kemarin, Guerilla meluncurkan DLC terbarunya yang berjudul Frozen Wilds dimana kita bisa menjelajah dunia es yang terbentang di wilayah utara. Dengan waktu main sekitar 15 jam, gamers semakin dimanjakan dengan beberapa machine terbaru, misi baru dan senjata baru sehingga membuat komplit isi game HZD ini. 

Untuk kategori lain, beberapa game ternama berhasil memperoleh Platinum berkat kontribusi dari para voter. Seperti misalnya FIFA 18 sebagai 'Best Sports Game', Call of Duty WW II di bagian 'Best Multiplayer',  God of War di pandang sebagai yang terbaik untuk kategori 'Most Anticipated PS4 Title' atau Resident Evil VII yang terseru di kategori 'Best PS VR Experience' 

Ada satu kategori yang menurut penulis adalah kategori yang mungkin bisa dibilang 'antara ada dan tiada'. Yup, itu adalah kategori' Best PS Vita Game'. Di kategori ini, penulis malah kurang paham / tidak tahu dengan nama game yang tertera, seperti Undertale, Ys Origin, Danganroppa. Mungkin para wibu / gamers penyuka game Jepang yang paham 😀
Semenjak kesuksesan Playstation 4 sebagai konsol yang paling banyak diminati serta makin berkembangnya dunia 'Mobile Game', maka portable PS Vita menjadi 'anak tiri' dari Sony. Tak banyak game-game ternama dari beberapa developer kuat yang sudi untuk mampir di PS Vita. Padahal sebenarnya konsol ini layak untuk bersaing dengan pangsa pasar 'portable game' yang juga menjamur di kalangan umum. Mungkin bisa kita lihat bagaimana inovasi Nintendo Switch yang ternyata berhasil memukau para gamer baru dan lama untuk menambah jajaran gadget gaming nya. 

PS Vita, riwayatmu kini

Yosh, 2017 telah usai dan 2018 sudah berjalan. Semoga di tahun Anjing Tanah ini banyak game-game berkualitas dari Playsation yang semakin memanjakan dan menguras dompet para gamers 😅




PS : semua gambar disadur dari Google


Sunday, January 21, 2018

Dunkirk (Review) : perang dunia ala Nolan

Dunkirk
Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata tersebut? bukan hanya tentang sebuah film besutan karya Christopher Nolan di tahun 2017 lalu, tapi juga mengenai sejarah tentang salah satu kisah pertempuran di wilayah eropa yang nantinya akan mengarah ke hasil akhir Perang Dunia II.

Dunkirk atau bisa ditulis Dunkerque adalah sebuah kota pelabuhan di sebelah utara Prancis dan berdekatan dengan negara Belgia (perbatasan). Kota ini mendadak terkenal ketika terjadi sebuah peristiwa perang yang berkaitan dengan WW (World War) II di tahun 1940. Para sejarahwan mengenal dengan sebutan  nama yaitu 'Operasi Dynamo' atau 'Evakuasi Dunkirk'. Kejadian ini bermula ketika invasi tentara NAZI Jerman arahan Hitler menyerang Polandia sekitar tahun 1939. Hal tersebut memicu  gabungan tentara sekutu (Prancis, Inggris, Belgia, Kanada) untuk  menyatakan perang terhadap Hitler dan pasukannya. Di bulan Mei 1940, sekitar 400,000 tentara Inggris diperintahkan untuk membantu Prancis mempertahankan area nya, akan tetapi keputusan tersebut membuat tentara Prancis dan Inggris terjebak / terkepung di pelabuhan Dunkirk dimana di wilayah sekitarnya (darat, udara, laut) sudah dikuasai oleh tentara NAZI. Perdana Menteri Inggris saat itu, Bapak Winston Churchill sempat berkata bahwa kejadian ini adalah sebuah musibah militer yang sangat masif dimana sebagian besar pasukan inti Inggris terjebak di Dunkirk. Hanya sebuah keajaiban yang dibutuhkan Inggris untuk bisa memulangkan ratusan ribu pasukannya dari Dunkirk dan menyebrang lautan dengan selamat.

operation Dynamo. (sumber foto tertera)


Akan tetapi, sebuah keputusan mendadak dan kontroversial dari Hitler lah yang membuat peristiwa Dunkirk ini menjadi mendunia. Secara tiba-tiba, Hitler menghentikan penyerangan tanpa mengetahui maksud dan tujuannya. Padahal tentara NAZI secara logika bisa menghabisi seluruh pasukan sekutu di Dunkirk tanpa tersisa. 
Blunder? ataukah strategi? Entahlah, yang jelas keputusan itu membuat Inggris  memerintahkan segala elemen (hingga para Nelayan lokal) untuk segera menjemput dan membawa pasukan sekutu yang tersisa di Dunkirk untuk menyebrang menuju Inggris.

Heroic? Miracle? bisa jadi, bahkan Bapak Churchill memuji bahwa ini adalah operasi yang mukjizat. Proses evakuasi yang masif kala itu membuat banyak nyawa pasukan Inggris yang terselamatkan. Siapa sangka keputusan Hitler yang men-stop penyerangan Dunkirk membuat kepercayaan diri Inggris dan negara-negara sekutu lainnya semakin besar sehingga bisa menghancurkan rezim NAZI di peperangan selanjutnya.
Nah, kisah evakuasi yang mendunia inilah yang coba diramu, dikembangkan dan diimplementasikan oleh salah satu sutradara ternama Christopher Nolan. Hasil riset tentang sejarah Dunkirk membuat Nolan percaya diri dalam membuat ulang sejarah ini dalam bentuk layar lebar.



Film Dunkirk sendiri dibagi dalam 3 fase, yaitu The Mole (darat), The Sea (laut), The Air (udara). Di setiap fase tersebut terdapat beberapa karakter yang nantinya akan saling berkaitan menjelang akhir cerita. Bagian The Mole terdapat Mas Tommy (diperankan oleh Fionn Whitehead) yang harus survive mencari kapal/perahu untuk menyebrang ke Inggris. Disini mas Tommy akan bertemu dengan Gibson dan Alex yang bahu membahu mencoba untuk berselundup ke kapal dengan cara yang cerdik.

The Mole 


The Sea befokus pada trio penduduk lokal yang dengan sukarela membawa perahunya menyebrangi lautan menuju Dunkirk untuk membawa sisa-sisa tentara Inggris dan Prancis. Mereka adalah Pak Dawson, putranya si Peter dan teman akrabnya si George. Pak Dawson sendiri mempunyai keahlian informasi mengenai jenis-jenis pesawat terbang yang nantinya akan seliweran di area laut.

The Sea


Di bagian udara alias The Air terdapat dua pilot pesawat tempur Farrier (diperankan oleh Tom Hardy) dan Collins. Mereka tentu saja bertugas menghancurkan pesawat-pesawat NAZI yang lalu lalang menuju Dunkirk. Keahlian mereka berdua sangatlah membantu pasukan darat di Dunkirk dalam menghalau serangan udara lawan.

The Air



Secara keseluruhan, Dunkirk lebih berfokus pada cerita heroic evakuasi tentara besaar-besaran menuju Inggris. Ketiga fase di atas adalah gambaran kekuatan masing-masing cerita yang dikembangkan oleh Nolan. Implementasi kota mati (Dunkirk) di awal film, pertempuran udara (air combat) yang lumayan sengit (penulis agak bingung membedakan mana pesawat Jerman dan Inggris 😅) plus adegan tenggelamnya beberapa kapal adalah sedikit aksi yang ditawarkan oleh sang sutradara Interstellar ini.

Yang sangat disayangkan adalah tidak adanya penggambaran detail dari masing-masing karakter yang ditampilkan di 3 fase tersebut sehingga memberi kesan 'tertutup'. Siapa sebenarnya si Tommy, bagaimana Farier bisa begitu hebat di udara hingga rela tertangkap di area musuh, apa yang melatar belakangi Pak Dawson untuk rela membawa perahunya ke area perang, dan sebagainya. 
Dialog antar pemain pun bisa dibilang minim, sehingga membuat interaksi yang terjadi lebih banyak ditampilkan dengan adegan-adegan 'bisu'. 
Siapa tokoh utamanya? menurut penulis tidak ada. Semua karakter mendapatkan porsi yang hampir seimbang.  Tanpa adanya 'tokoh utama' membuat Nolan memasang jajaran aktor yang buat penulis sangatlah awam / tidak terkenal (apa memang penulis orangnya katrok ya 😏). Yang terkenal tentu saja si Tom Hardy, Harry Styles dan Cillian Murphy. Tom Hardy malah mendapatkan peran yang 'tertutup', sepanjang adegan mukanya selalu ditutupi kain dengan helm pesawat. 

Selain tertutup ada beberapa karakter lain yang dihilangkan dari film ini oleh Nolan yaitu tidak adanya tokoh utama di peristiwa nyata tersebut seperti perdana menteri Churchill dan 'CEO' NAZI Hitler. Keduanya adalah tokoh sentral di balik kejadian ini, dimana Churchill adalah penggagas proses evakuasi ini dan Hitler adalah si antagonis dalam perang dunia II. 

Dimana ada Nolan, disitu ada Hans Zimmer. Duet mereka (sutradara dan komposer) tentu banyak mendapatkan pujian di beberapa film sebelumnya (Batman dan Interstellar). Di Dunkirk, chemistry antara adegan dengan music yang didengarkan sangatlah pas dan bernyawa. No Nolan, no Zimmer.😏

Secara keseluruhan, Nolan lagi-lagi berhasil menghidupkan tagline 'in Nolan we trust'. Tidak banyak percakapan, aksi yang tidak terlalu spektakuler serta jalan cerita yang sederhana dengan 3 fase adalah kekuatan utama dari film ini. Meski terlihat sederhana dan simple untuk ukuran film perang tapi Nolan begitu sempurna dalam memainkan sang 'tokoh utama'.  Yup, dia adalah Dunkirk. 

terjebak gak bisa pulang





PS : foto bersumber dari imdb website

Collateral Beauty (Review) : plot yang nanggung

Sebagai pelanggan setia MNC Vision (dulunya Indovision), HBO berkesempatan menayangkan film perdana di hari Sabtu 20 January 2018 yang tentunya sempat mampir di bioskop-bioskop yaitu berjudul Collateral Beauty. Film ini sebenarnya sudah lama beredar dan bisa kita saksikan di web streaming, itunes atau melalui 'akun-akun' web bajakan yang beredar di dunia maya, namun penulis ingin merasakan sensasi yang berbeda ketika menyaksikan di saluran televisi (alahhh... banyak alasan😅 ).

Oke oce, kita lanjut ke topik utama.


Collateral Beauty bercerita tentang seorang CEO sebuah perusahaan advertising bernama Howard (diperankan oleh Will Smith) yang sedang mengalami depresi berat setelah meninggalnya satu-satunya anak perempuan 2 tahun yang lalu bernama Olivia. Dampak dari stressnya membuat roda perusahaan semakin tidak jelas dan tidak terarah mengingat Howard adalah pemegang 60 % hak suara di perusahaannya. Setiap hari pun selalu diisi dengan membuat domino, absen di setiap rapat dan membisu ketika ditanya oleh kerabat kantornya. Kehidupan pribadinya pun benar-benar tertutup dimana biasanya hanya terdiam di sebuah taman ataupun di dalam kamar apartementnya.
Ketiga rekannya yang juga sahabat karib (Whit, Claire dan Simon) pun juga sudah frustasi menghadapi kelakuan bosnya. Hal inilah yang membuat mereka ingin merencanakan sesuatu hingga bisa menyelamatkan karirnya dan perusahaannya dari kebangkrutan. Mereka bertiga pun sepakat untuk menyewa seorang detektif pribadi untuk menyelidiki keseharian dan kejiwaan dari CEO tersebut.

Howard bermain domino. Salut sama team kreatif yang buat 👌


Di sela-sela kesendiriannya, Howard diketahui mengirimkan 3 buah surat dan dimasukkan ke kotak pos. Yang anehnya adalah ketiga surat tersebut ditujukan kepada Love (Cinta), Dead (Kematian) dan Time (Waktu). Howard pun seakan-akan bertanya dan berkeluh kesah kepada 3 'hal' tersebut dan mencari jawaban atas tragedy yang menimpanya.
Setelah melalui diskusi dan investigasi, akhirnya ketiga sahabat menyewa 3 orang aktor/aktris untuk berperan sebagai Love(Amy), Dead(Brigitte) dan Time(Raffi). Tujuannya adalah untuk bisa berinteraksi langsung dengan Howard tentang arti dari masing-masing initial, memanipulasi pikiran Howard bahwa mereka adalah nyata dan juga agar bisa melakukan kegiatan perekaman video (secara tersembunyi) tentang kondisi kejiwaan terkini dari Howard sehingga bisa dilaporkan ke dewan management dan para buyer bahwa CEO mereka sedang stress akut. 😅

ki-ka : Dead, Love, Time


Di plot yang berbeda, Howard juga bertemu dengan kumpulan / komunitas orang-orang yang kehilangan anak mereka dan berkenalan dengan salah satu pendirinya bernama Naomie yang juga kehilangan salah satu putrinya bernama Olivia (upsss...😛)

Seiring berjalannya waktu, Love, Dead dan Time berusaha untuk mengingatkan Howard untuk tidak mengabaikan ketiga hal tersebut. Sang CEO pun makin tersudut sehingga membuatnya sedikit memahami pentingnya ketiga komponen kehidupan itu, apalagi ketika menyadari setelah bertemu dengan Naomie. Apakah Howard mendapatkan jawaban yang pasti dari Cinta, Kematian dan Waktu? atau malah terpuruk serta menyalahkan mereka?


Jalan cerita / alur yang dibangun oleh sutradara David Frenkel sedikit responsif dan serba nanggung. Ada beberapa plot yang sebenarnya bisa diuraikan secara mendalam. Seperti misalnya pendeknya cerita mengenai 3 sahabat Howard yang memiliki problem tersendiri dalam hidup masing-masing, ataupun kurangnya pendekatan secara halus sebuah hubungan antara Howard dengan Olivia (hanya ditampilkan adegan video saja), malah hubungan masa lalu antara Howard dan Naomie juga diceritakan sepintas di akhir film. Ceritanya sendiri seakan-akan dipaksakan untuk menyelesaikan masalah utama dari Howard tapi melupakan beberapa side story dari peran lainnya yang justru akan membuat plotnya gemuk dan berbobot.

Akan tetapi kekurangan dari segi cerita tampaknya bisa ditutupi dengan jajaran 'super mewah' dari pemainnya. Selain Will Smith yang berperan sebagai Howard, ada si 'Ross Titanic' Kate Winslet sebagai Claire, si 'best friend Ant Man' Michael Pena sebagai Simon, si 'Old Hulk' Edward Norton sebagai Whit, si 'Elizabeth Swan Pirates' Kiera Knightley  sebagai Amy, kemudian ada Ibu 'Victoria RED' Hellen Mirren sebagai Brigitte dan masih banyak lagi.
Skuad mewah ini bisa dikatakan menutupi kekurangan jalan cerita yang nanggung dengan keampuhan akting luar biasa dari masing-masing karakter. Contoh misalnya bagaimana si Kiera (Amy) begitu mendalami sebagai Love dan memberikan arti dari Cinta yang tidak boleh dilupakan, atau bagaimana sisi depresi yang 'cukup' lumayan dibawakan oleh Will Smith selaku aktor utama.


sisi cerita kedekatan Howard dan Olivia haruslah diceritakan lebih dalam

Tak ada salahnya buat kalian untuk mengisi waktu senggang dengan menonton drama sepanjang 1 jam 37 menit ini. Setidaknya kita bisa memahami bahwa Cinta, Waktu dan Kematian adalah sebuah mata rantai alam yang membuat kita tidak ingin untuk melupakanNYA meski berbagai masalah menghadang.
Ada sebuah kalimat menarik yang menurut penulis sangat patut untuk bisa diresapi :
we're here to connect. Love, Time and Dead. We long for love, we wish had more time and we fear dead.




PS : semua foto bersumber dari imdb website

Bad Genius (Review) : cara cerdas dalam mencontek

Review super telat ini memang gak pantas untuk dibaca lagi apalagi ditulis 😅, maklum penulis adalah orang gunung yang baru turun mencari kitab suci. Setidaknya ada sesuatu yang ditulis supaya menambah semarak dunia per-Blog an ini. 😏

Di suatu ketika, si penulis menemukan sebuah film Thailand yang katanya sie menjadi HITS baik itu di Thailand maupun di luar angkasa. Judulnya adalah 'Bad Genius' alias 'Pintar Jahat'. Alhasil karena sudah lama tidak menonton film2 ala Thailand (terakhir adalah Jan Dara 2 😆😆😆) maka dicobalah untuk menyaksikan film bedurasi 2 jam an ini.




Sesuai judulnya, film ini bercerita mengenai seorang murid cewek cerdas bernama Lynn (diperankan oleh Chutimon Chuengcharoensukying) yang masuk ke sebuah sekolah SMA dengan bermodalkan beasiswa penuh. Di awal perkenalannya, Lynn bertemu dengan teman akrabnya mulai dari kelas 10 bernama Grace (diperankan oleh Eisaya Hosuwan) - cantik tapi bodoh, Pat (diperankan oleh Teeradon Supapunpinyo) - ganteng tapi bodoh, dan Bank (diperankan oleh Chanon Santinatornkul) - pintar gak ada tapinya. Kebaikan hati Lynn yang membantu selama ujian dengan Grace coba dimanfaatkan oleh Pat yang kaya raya. Latar belakang Lynn yang merasa kesulitan dalam keuangan keluarga membuat dirinya mencoba untuk menerima tawaran Pat dan Grace untuk memberikan contekan dalam setiap ujian. Contekan demi contekan pun berhasil dimaksimalkan sehingga banyak murid-murid yang bersedia untuk dibantu, tentunya dengan bayaran yang pantas (penulis gak tau kalo dihitung berdasarkan kurs Bath). Setiap peserta (dalam hal ini member contekan) harus menghapalkan sebuah metode yang bisa dibilang sangatlah cerdas, yaitu menggunakan kode tuts piano dengan jari. Setiap nada yang berbeda menandakkan 4 huruf alphabet (bisa A, B, C dan D). Penulis gak paham sie nada2 apa aja, maklum bukan pianis. Metode ini dipraktekan ketika Lynn sudah selesai menjawab dan dia akan mengetuk nada2 dengan sangat pelan di samping meja, sehingga memudahkan teman-temannya dalam melihat jawaban tanpa ketauan guru pengawas.

adegan diskusi mengenai metode 'percontekan'


Di sekolahnya sendiri, Lynn mempunyai saingan yaitu si cupu Bank. Kedua makhluk hidup ciptaan Tuhan ini adalah dua siswa pintar dan jenius hingga akhirnya harus memperebutkan satu slot sebuah beasiswa penuh ke Singapore.

Di suatu ujian, salah seorang 'klient'nya bernama Tong diindikasikan mencontek Lynn oleh si Bank. Bank kemudian melapor kepada kepala sekolah untuk ditindak lanjuti dengan hasil bahwa beasiswa Lynn dibatalkan dan akan diserahkan sepenuhnya ke Bank.

Bank and Lynn


Merasa sedih dan kecewa serta tertekan karena masalah uang, Lynn kemudian menerima sebuah tantangan besar dari pasangan Pat dan Grace yaitu mencontek di sebuah ujian STIC / SAT. SAT sendiri adalah tes standar untuk penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi di Amerika Serikat yang berlangsung secara bersamaan di seluruh dunia. Bagian tersulitnya adalah system ujian yang sangat ketat dan sangatlah sulit untuk mencontek. Hingga akhirnya Lynn berpikir dengan mencoba metode 'zona waktu' dimana dia dan Bank (akhirnya bersedia untuk ikut dengan iming-iming uang besar) mengikuti ujian di Sydney, memberikan jawaban via hp ke Thailand dengan perbedaan sekitar 4 jam (kalau gak salah sie). Apakah mereka berhasil menyelesaikan sebuah tantangan terakhir ? atau malah ketauan mencontek dan tertangkap? 


Fantastis !!!. Satu kata yang digambarkan oleh penulis setelah melihat sekitar 2 jam film ini. Kombinasi antara akting menawan semua aktor utama, ide brilian tentang percontekkan, script yang lucu serta perpindahan scene yang smooth membuat film ini sangat layak untuk disimak. Keseruan pun memuncak ketika disajikan adegan contek mencontek antara Lynn dan para 'klientnya'. Sangatlah cerdas dan 'out of box' dalam penggambaran kode contek dengan menghapal kode jari tuts piano sehingga membuat Lynn disangka oleh Ayahnya sedang mengajar Les Piano kepada teman-teman SMA nya. 👍.



Bad Genius juga 'genius' dalam meraih beberapa penghargaan. Menurut situs IMDB, ada total sekitar 6 yang sudah dimenangkan dan 2 masuk nominasi. Beberapa diantaranya adalah Best Movie di ajang Sequence Awards dan Best Director di ajang Cheval Noir.



Dari sisi 'Good Looking', penulis hanya melihat ada 2 yang layak gambarnya di save dan dijadikan poster 😅, yaitu si ganteng Chanon (sebagai Bank) dan si manis Eisaya Hosuwan (sebagai Grace). Untuk Grace sendiri tidak banyak informasi yang didapatkan oleh penulis, hanya tertera bahwa dia masih 21 tahun dan baru main di 2 film saja sejauh ini. Overall Eisaya sangatlah pas dan senyumnya itu bisa bikin asam urat naik 😀


tau kan siapa dia?




ini dia idola penulis 💓



Mencontek memang sangatlah tidak dianjurkan buat kalian-kalian yang masih berjuang di dunia pendidikan ataupun berjuang mencari kesuksesan di dunia mana pun. Gak munafik sie, penulis dlu pas jaman sekolah pernah mencontek 😇, tapi lama kelamaan menyadari bahwa hal tersebut tidak lah disarankan dalam meraih keberhasilan. Berhasil dengan usaha sendiri memiliki nilai yang tak terhingga jika dibandingkan dengan keberhasilan dengan bantuan orang lain. Adalah suatu kebanggan keberhasilan itu kita raih dengan usaha sendiri meskipun berbagai rintangan dan cobaan menghadang 💪

So, sekarang terserah kalian? apakah ingin berhasil dengan cara jujur atau sebaliknya?





PS: semua foto bersumber dari web imdb




Thursday, January 18, 2018

Nintendo Labo - Inovasi baru penggoda tabungan

Kreatif dan Inovatif adalah tagline wajib dari Nintendo dalam meraih para gamers untuk segera menambah jajaran gadgetnya atau malah beralih sepenuhnya dari console lain.
Nintendo Switch menjadi senjata awal dalam persaingan ini. Kombinasinya dengan Zelda : Breath of Wild membuat console ini menjadi makanan empuk buat para penikmat gadget game di awal tahun 2017. Pertumbuhan dan penjualan yang cepat membuat semakin banyak para developer untuk segera membuat beberapa game di genre Switch. Bahkan di akhir Fiscal Year 2016 (akhir Maret 2017), Switch berhasil menjual sekitar 2,7 juta unit di seluruh dunia. Selain developer game, dukungan dari pihak ketiga / third party (di bagian asesoris) juga meningkat. Tak pelak, hingga saat ini konsol terbaru ini masih menjadi incaran para gamers baru yang tentunya ingin mencicipi game ala Mario, Xenoblades ataupun Zelda. 

Kesuksesan Switch membuat Nintendo segera bergerak cepat dalam mengembangkan karirnya di dunia game. 17 January 2018 adalah momen yang tepat untuk memperkenalkan sebuah 'mainan' pendukung baru buat Switch. Yap, namanya adalah Nintendo Labo.


Make, Play, Discover adalah motto utama dari Nintendo Labo ini. 

Make : Berkreasi dengan cardboard dan bentuk sesuai instruksi yang ada
Play : Bermain dengan Nintendo Switch, pasangkan switch sesuai dengan petunjuk yang ada
Discover : Eksplore cara kerjanya dan mainkan sesuai dengan kreasimu

Konsep cardboard alias kardus coba untuk dikembangkan dan di implementasikan oleh Nintendo. Berdasarkan video yang beredar, di awal kita akan disuguhkan 'blueprint' alias template kardus dalam penampakan pertama, kemudian kita akan mencopot beberapa bagian dan crafting sesuai petunjuk yang ada. Terdapat beberapa bentuk yang ditawarkan oleh Nintendo, seperti alat pancing, piano, stang motor bahkan ada yang di panggul seperti tas dan di kepala seolah-olah bermain fighting.  Semuanya tentu harus dikreasikan dengan Nintendo Switch dan game yang sesuai dengan bentuk yang dipakai.
berkreasi dengan game robot


Ide yang ditampilkan oleh Nintendo ini sangatlah unik dan keren. Bagaimana tidak, para pengguna Switch semakin dimanjakan dengan metode baru dalam memainkan sebuah game tertentu. Misalnya ketika kita mencoba game memancing, maka kita bisa menggunakan media cardboard yang memungkinkan para player merasakan feel yang sama ketika memancing (yaitu memegang alat pancing). 

konsep unik dari Labo


Selain memasangkan Switch ke cardboard yang sudah dibentuk, kita juga bisa menambahkan beberapa sticker atau mewarnai beberapa bagian cardboard sehingga membuat komponen tersebut enak di lihat.
Nintendo sepertinya lebih menyasar ke kalangan anak-anak usia 6-12 tahun dalam memasarkan Labo di awal. Hal ini dikarenakan supaya gamer-gamer cilik lebih mudah diajak berkreasi / crafting terlebih dahulu sebelum menikmati permainan sesungguhnya dari Labo. 
Dari sisi kelamahan, mungkin bisa dibilang cardboard ini adalah sebuah media yang sedikit rapuh. Apalagi beberapa game yang ditampilkan di demo sendiri sangat memungkinkan pergerakan yang cukup masif terhadap cardboardnya (seperti gerakan memancing, pencet tuts piano bahkan gerakan mengarahkan stang motor). Note : analisis ini belum teruji hingga kita benar-benar merasakan sesungguhnya.

Peluncuran Nintendo Labo sendiri direncanakan tanggal 20 April 2018. Beberapa online store game mungkin ada yang menawarkan system pre-order. Untuk harga, berdasarkan informasi di website resmi, Nintendo mematok mulai dari USD 69,99 untuk versi Variety Kit dan 79.99 untuk type Robo Kit. Harga tersebut tentu saja berlaku di US (sepertinya) dan sudah pasti akan naik drastis jika dibawa ke region Indonesia 😪. Variety mungkin ada beberapa template yang bervariasi dan Robo hanya untuk Robot saja. 

So, tertarik untuk pre-order? atau malah tunggu hingga harga turun?





PS : Semua gambar adalah milik Nintendo Uk dan beberapa web lainnya. 

Wednesday, January 17, 2018

The Full Time Wife Escapist (Review) - kawin kontrak yang seru dan lucu

Kawin kontrak bisa diartikan sebagai sebuah pernikahan tertulis yang didasarkan atas sebuah perjanjian yang mengikat antara kedua belah pihak. Mengikat tentu diartikan dalam bentuk surat resmi dan memiliki tenggang / batas waktu yang sudah ditentukan, harta yang akan didapatkan (jika terjadi sesuatu hal) dan beberapa hal lain yang tentunya diatur serta disetujui oleh suami dan istri.
Sebagai sebuah hal yang tidak lazim di dunia nyata, banyak para penggiat dunia seni memparodikannya baik itu dalam media lagu ataupun diimplementasikan dalam bentuk sebuah film (entah itu berdasarkan kisah nyata ataupun fiksi).
Ada banyak film / serial di luar sana yang menceritakan tentang sebuah kisah tentang kawin kontrak. Umumnya bercerita tentang kedua insan manusia (berbeda genre tentunya.. wkwk) yang tidak saling mencintai satu sama lain tapi terikat dengan sebuah perjanjian kontrak dalam satu pernikahan. Sebagian besar diatur dalam nafas komedi yang tentunya akan membuat para pemirsa terhibur dan memaknai arti yang 'berbeda' dari sebuah kawin kontrak.

Di awal January 2018, Waku-Waku Japan berkesempatan menayangkan sebuah serial drama yang berkisah tentang kawin kontrak. Untuk versi English diberi judul 'The Full Time Wife Escapist' atau 'We Married as Job', di Jepang sendiri dikenal dengan nama 'Nigeru wa hajidaga yakunitatsu'. Drama ini based on serial manga populer di tahun 2012 dan dipublish oleh Japanese Magazine Kiss.



Kisahnya berawal dari seorang perempuan sarjana Mikuri Moriyama, wanita berusia 25 tahun (diperankan oleh Gakki / Yui Aragaki) yang kesulitan mencari sebuah pekerjaan tetap. Beberapa problem di pekerjaan sebelumnya membuat Mikuri agak segan untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan passionnya. Kemudian ayah Mikuri mencoba menawarkan sebuah pekerjaan untuk menjadi pengurus rumah tangga / pembantu untuk seorang bujang 35 tahun bernama Hiramasa Tsuzaki (diperankan oleh Gen Hoshino) di sebuah apartment. Kegiatannya hanyalah bersih-bersih, memasak, mencuci bahkan memberi makan dua burung cilik yang hinggap di balkon belakang.

Hiramasa dan Mikuri

Seiring berjalannya waktu, keluarga Mikuri akan pindah keluar kota, sedangkan Mikuri sendiri merasa khawatir dengan pekerjaannya jika pindah ke kota yang lebih kecil dan terpencil. Terdesak karena masalah itu, akhirnya Mikuri dan Hiramasa bersepakat untuk menjalani perkawinan dalam bentuk kawin kontrak. Tentu hal ini (pura-pura) membuat kaget kedua keluarga mereka dan mengira bahwa semuanya terjadi karena cinta. Perkawinan yang dilakukan hanyalah makan bersama kedua keluarga tanpa mengundang kerabat.

Hiramasa adalah seorang 'Jomblo Profesional' 😏  yang bekerja sebagai sebuah staff IT di kantor yang bonafid (ada jam dinding digital nok..) serta selalu akrab dengan ketiga sahabatnya (Hino, Kazami dan Numata). Awalnya 3 sahabat tersebut merasa curiga dengan perubahan mendadak dari Hiramasa yang memutuskan kawin secara cepat akan tetapi lambat laun mereka menyadari bahwa semuanya hanya kawin kontrak. Mungkin hanya Hino saja yang tidak menyadari dari awal sampai akhir episode 😅

Hiramasa dan Hino yang anaknya selalu demam pas weekend 😅


Banyak permasalahan yang terjadi dalam mengarungi kawin kontrak ini. Mulai dari usaha Hiramasa dan Mikuri untuk menutupi aib mereka dari si Bibi muda bernama Yuri ( Yuriko Ishida) serta dari si cerdik Numata, Kazami yang merasa tertarik dengan Mikuri hingga mulai tumbuhnya benih cinta antara Hiramasa dan Mikuri yang memungkinkan bisa melanggar kontrak. Apakah Hiramasa dan Mikuri bisa melewati semua ini dengan happy ending? atau harus berpisah?

11 episode yang ditawarkan oleh TBS sangatlah menarik untuk disimak. Setiap adegan memiliki nuansa segar dan enak dipandang, baik itu dari wajah manis Yui Aragaki, gantengnya para staff dari Yuri bernama Umehara (diperankan oleh Ryo Narita) atau si Kazami (diperankan oleh Ryohei Otani), hingga  pemilihan nuansa perabotan di apartement Hiramasa yang adem di mata.

Lucu adalah hal wajib di serial ini, yang berkesan tentu ketika adegan Mikuri menghayal suatu kejadian (ketika galau atau senang). Khayalan yang ditampilkan sangatlah segar dengan adegan terpisah yang unik (ketika galau, maka adegan khayalan berupa mengikuti sebuah kuis di TV !!😄). Selain itu setiap adegan yang menampilkan Numata sangatlah kocak, seperti saat kecurigaanya terhadap perkawinan Hiramasa ataupun ketika menguping pembicaraan sahabatnya di kantor 😛. Arata Furuta yang memerankan Numata sangatlah pas dengan karakter ini.

Seru adalah hal wajib kedua ketika menyaksikan drama ini. Setiap episode yang ditampilkan mengundang penasaran, entah hal apa yang akan terjadi dengan perjalanan kawin kontrak, apakah berjalan dengan baik atau membuat buruk bagi kedua pihak. Keseruan dan kekompakkan kedua aktor utama sangatlah berpadu dan sepadan dengan komposisi pemain lainnya. Disini terlihat Yui (Mikuri) begitu menonjol dalam perannya di kehidupan rumah tangga dibanding sang suami.

Selain keseruan dan kelucuan setiap adegan, Serial ini juga menampilkan sebuah dance / tarian yang cukup populer di akhir tahun 2016 sampai pertengahan 2017 (kayaknya). Tarian itu bernama Koi Dance. Sangat populer dikarenakan juga merupakan bagian dari lagu yang dibawakan oleh Gen Hoshino sendiri berjudul sama 'Koi'. Yang lebih special lagi adalah seluruh pemeran ikut aktif dalam membawakan tarian ini di setiap akhir episode. Gerakannya lucu, unik dan pas mengikuti irama lagunya. Kita bahkan bisa melihat beberapa versi (cover) video ini di saluran Youtube. Salut dengan pencipta koreo ini.

Koi Dance, dipimpin oleh Yui

Oya, tambahan informasi nie, buat kalian-kalian yang penasaran sama Yui, ini ada sedikit gambaran saja.
Yui Aragaki dikenal sebagai model Gravure di tahun 2004. Gravure sendiri adalah model-model pakaian bikini / sexy yang semua fotonya diterbitkan dalam bentuk photobook dan dijual. Selain model, dia juga dikenal sebagai seorang penyanyi lho. Nama panggungnya yang terkenal adalah Gakki. Albumnya berjudul Sora keluar di tahun 2007. Seiyuu (atau Voice Actress) adalah pekerjaan lainnya dari Gakki dan sempat mengisi suara di anime Digimon Savers.
Di serial ini, menurutku dia sangatlah cocok dan kawai dengan tampilan rambut pendek, jika dibandingkan ketika berperan di serial drama lainnya Code Blue dimana Gakki masih dengan rambut panjang.

senyummu membuat diabetes 
Untuk Gen Hoshino, saya gak akan bahas yaaa 😛


Overall, this dorama sangatlah recomended buat kalian-kalian yang kangen dengan wajah Gakki (selain di serial Code Blue). Adegan yang seru, segar dan lucu dengan bumbu kawin kontrak memang cocok menghibur kita semua di kala penat. Apalagi ditambah gerakan unik di Koi Dance menambah semarak dan membuat kita tergerak untuk mencobanya.
Tak salah, jika drama ini meraih beberapa penghargaan, seperti di Tokyo Drama 2017 dimana meraih 5 piala sekaligus termasuk didalamnya adalah drama terbaik dan aktor/aktris terbaik (Gen Hoshino/Yui Aragaki).
So, jangan ragu deh buat nonton ini. Kalian bisa streaming di situs-situs yang tersebar di dunia Google atau bisa juga download ke teman kalian 😜





Note : semua gambar diambil dari beberapa sumber di Google.



Saturday, January 13, 2018

Horizon Zero Dawn - Frozen Wilds (Preview) : (masih) Seindah yang dibayangkan

Sebuah keindahan kembali ditunjukkan oleh Guerilla Games dalam memanjakan para penikmat wajah mulus Aloy.  07 November 2017 adalah hari kelahiran sebuah Expansion Pack / DLC dari Horizon Zero Dawn berjudul Frozen Wilds (dingin liar 😆)

New chapter from Aloy

Ciri-ciri bahwa kalian sudah membeli expansion pack ini adalah ketika login ke Horizon Zero Dawn, maka logo 'dingin liar' itu akan muncul di sebelah kanan layar. Setelah itu, kalian bisa lanjut ke menu 'Continue' untuk melanjutkan last save atau bisa juga memulai dengan new game.
Ciri selanjutnya adalah, kalian bisa langsung ke bagian 'Map' dan liat bagian yang tertutup awan di bagian atas kanan. Sebelumnya bagian tersebut tidak bisa kita masuki.

Frozen Wilds area
Yap, kalian kini bisa melangkah ke bagian frozen wilds untuk memulai petualangan baru di bagian terdingin di dunia Horizon Zero Dawn.

Frozen Wilds sendiri mengambil plot cerita di The Cut, sebuah area dingin nan salju di sebelah utara reruntuhan Grave Hoards. Jika kalian sudah menamatkan cerita di Horizon Zero Dawn, tentu tidaklah asing dengan Grave Hoards ini. Area ini sendiri masuk dalam teritory suku Banuk. Disini Aloy akan mencoba menjelajahi misi terbaru mengenai Banuk, mengeksplore sebuah misteri dari The Cut.

sebuah momen dimana si mbak e melihat logo Banuk di Grave Hoards ruins
Secara garis besar, tidak ada perubahan yang mencolok jika dibandingkan dengan Horizon Zero Dawn di misi-misi lainnya. System permainan yang masih seru, crafting yang makin solid masih menjadi andalan di DLC ini. Yang menarik adalah kita akan menemukan Machine jenis terbaru bernama The Scorcher. Lumayan sulit untuk ditaklukan, tapi jika sudah terbiasa dengan metode serangannya maka akan dengan mudah untuk dikalahkan.
Selain The Scorcher, kita juga akan menemukan beberapa 'pemain baru' dalam dunia Machine, seperti Frostclaw (sejenis beruang), Control Tower (semacam tower yang bisa mengeluarkan energi penambah buat si Machine), Fireclaw (sejenis beruang juga, mode upgrade dari Frostlcaw) dan Daemonic Machine ( Machine yang sudah kena virus oleh Hephaestus)

Menyelidiki gunung meletus di The Cut

Yang membedakan adalah kita akan lebih banyak disuguhkan oleh adegan salju yang sungguh fantastis untuk dilihat. Sisi visual dan graphis sangatlah menonjol dan memanjakan mata. Salah satu contohnya adalah ketika kita terus mengarahkan Aloy untuk berlari menembus salju, maka sisa-sisa nya masih nampak di area kaki hingga ke bagian pinggang.

Aloy berbalut salju.
Menu Photo Mode juga menjadi favorit demi mendapatkan angel-angel yang 'instagramable' 😏
Nuansa putihnya salju justru menambah point tersendiri jika dibandingkan dengan misi di area panas lainnya.
Untuk urusan Weapon, akan ada beberapa senjata terbaru yang mungkin bisa dicoba. Penulis saat ini masih dalam proses dalam pengembangan ini 😉

Secara keseluruhan (hingga penulis masih on-progress), Frozen Wilds masih sangatlah 'Wilds' buat para gamer yang ingin menjajal kehidupan baru si Aloy. Semua elemen yang sudah ada di Horizon Zero Dawn sebelumnya masih menjadi senjata utama. Kehadiran Machines baru ditambah weapon baru malah menambah daya tarik plus plus buat para penikmat mbak Aloy.

DLC ini bisa kalian dapatkan di PS Store sesuai region masing-masing. Untuk region 3, bisa ditebus dengan harga sekitar IDR 230rb an dengan besaran file sekitar 7.90 GB. Tentu saja, untuk bisa memainkan bagian ini, kalian harus mempunyai game full nya terlebih dahulu.

momen si mbak ketika memasuki The Cult

menu Photo Mode dengan balutan salju yang menggoda 
so, Frozen Wilds??
(masih) seindah yang dibayangkan




Note: semua gambar berasal dari screen shot si penulis ganteng

Horizon Zero Dawn (Review) : keindahan tanpa batas

Tak ada yang bisa dipungkiri bahwa 2017 adalah tahunnya Guerilla Games. Sebuah kerjasama dan tantangan dari SONY membuat developer eksklusif tersebut berhasil menuntaskan sebuah mahakarya berjudul Horizon Zero Dawn. 


Di era tahun 2004, Guerilla Games yang berdomisili di Amsterdam sendiri sempat membuat gebrakan di konsol Playstation 2 dengan Killzone, lalu berlanjut di tahun 2009 dan 2011 dengan judul yang sama tapi seri yang berbeda (Killzone 2 & 3). 2013 pun akhirnya meluncurkan Killzone Shadow Fall di generasi Playstation 4. PSP (Playstation Portable) tak ketinggalan mendapatkan game ini di tahun 2006 dengan judul Killzone : Liberation. 

Walhasil, sebelum era Horizon, jika seorang gamer mendengar Guerilla Games maka yang terbayang adalah serial Killzone yang mendunia 

Oke, kembali ke topik utama. 
Setelah kesuksesan Killzone, Guerilla akhirnya mendapat kepercayaan dari SONY untuk membuat sebuah game yang berbeda dari biasanya. SONY sendiri memberikan kebebasan yang utuh dan kreatif kepada Guerilla untuk mengembangkan sebuah game baru dengan karya orisinil.  
Saya sempat terpukau ketika menonton sebuah trailer game ini di sebuah acara E3 2015 (tentu saja nonton di Utube, bukan datang langsung yaa...). Cukup satu kata ketika menonton trailernya.
FANTASTIS.


Tahun demi tahun pun berlalu, akhirnya di February 2017, SONY akhirnya merilis game ini. Seluruh penikmat game yang sudah terpukau dengan aksi manis seorang gadis dengan tusukan-tusukan maut menghujam mesin dinosaurus pun akhirnya bisa mencicipi. Oya, game ini hanya rilis di PS4 lo, jadi buat Xbox, PC dan konsol-konsol lainnya hanya bisa gigit jempol.




Kisah dari game ini bermula dari sebuah petualangan seorang gadis manis bernama Aloy dalam mengarungi kerasnya kehidupan di jaman itu. 
Si cilik Aloy tidak punya Ibu. Untuk sebuah suku, jika tidak punya Ibu maka harus keluar dari kelompok dan terasingkan. Aloy sendiri diasuh oleh bapak Rost. Sebagai seorang wali tunggal, Rost mengajarkan banyak hal kepada Aloy, mulai dari berburu (disini maksudnya berburu Machine), bertahan hidup dan berlatih layaknya seorang pejuang. Aloy sendiri menemukan sebuah alat yang bernama Focus. Alat ini berguna untuk melihat keadaan sekitar yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, juga bisa melihat posisi dan kelemahan Machine sehingga memudahkan untuk bertarung. Bersama Focus dan beberapa weapon yang digunakan, Aloy bertualang mencari sebuah kebenaran dan kenyataan dari dunia Horizon Zero Dawn. Bagaimana bisa sebuah peradaban kuno hidup berdampingan dengan beberapa alat-alat canggih nan modern?  dan bagaimana asal-usul Aloy hingga bisa terlahir di dunia tersebut? hmmm... 


(Sekilat Info, Machine adalah sebuah istilah untuk robot-robot berbentuk binatang yang hidup berdampingan dengan manusia, kadangkala ada machine yang bersahabat atau mengganggu). 


mbak Aloy dengan Focus (telinga kanan)




mbak Aloy, wajahnya mulus. Mungkin pake perawatan SKII jadinya kinclong
Oke, 'Amateur Review' dimulai dari sini:
Dunia yang ditampilkan sangatlah luas, sehingga memungkinkan player untuk mengeksplore misi-misi sampingan atau membunuh beberapa machine. Konsep Open World menjadi salah satu senjata utama game ini. 


Selama permainan, kita lebih banyak dimanjakan oleh segarnya pemandangan pegunungan, jernihnya sungai, ademnya music soundtrack, supernya gaya bertarung melawan Machine, banyaknya misi sampingan hingga indahnya sistem crafting. Semua elemen bisa kita nikmati di game racikan Guerilla Games.

Sistem crafting sendiri sangatlah berguna buat kelangsungan hidup mbak Aloy. Semakin banyak kita menghancurkan Machine dan menyelesaikan berbagai macam misi sampingan maka kita bisa mengupgrade segala sisi, baik itu dari segi persenjataan, outfit dari Aloy maupun skill yang menentukan arah permainan. 


Dari segi fighting style, Horizon sangatlah menyejukkan tangan. Gerakan sangat luwes sehingga kita bisa mengatur senjata apakah menggunakan Spare (Tombak), Bow (Panah) atau yang lainnya. Selain itu selama bertarung, jika kita sudah kehabisan ammo, maka kita bisa langsung meng-crafting nya (dalam mode slow motion). Hal ini memudahkan si mbak buat bertarung. Persenjataan yang digunakan ada banyak pilihan yaitu bisa menggunakan panah (berbagai macam jenis), tombak, ketapel dan lain-lain.

Senjata favoritku jatuh pada pilihan Shadow Sharpshot Bow, salah satu ammo-nya ada bisa memisahkan beberapa part penting dari Machine. 

Aloy dengan Shadow Sharpshot Bow 

Aloy dengan Heavy Weapon

Sisi visual dari game ini sangatlah menonjol. Mungkin bisa dibilang terbaik lah setelah game lawas pendek nan gak jelas (The Order 1886) dan game mas ganteng Nathan Drake (Uncharted 4). Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa pemandangan alam yang sangat sangat sangat gila membuat player bisa meluangkan waktu sejenak buat photo shoot (dalam photo mode). Wajah mulus Aloy, jernihnya sungai atau keragaman gerak NPC adalah salah satu bukti nyata keberhasilan team Guerilla dalam meramu game ini

adegan manah mbak Aloy. panah aku mbak, panahhhh... 
Kehadiran para Machine di game ini juga menjadi point penting. Bagaimana tidak, dunia Horizon Zero Dawn digambarkan unik, dimana keberadaan mesin-mesin canggih bisa ada di peradaban manusia yang sangatlah terbelakang. Penggambarannya seperti dinosaurus tapi dalam bentuk mesin. Aneh ya, tapi unik juga. Ada versi T-Rex, versi Buaya, versi Burung bahkan ada yang versi aktif macam Velociraptor (bener gak tulisannya..)
Adegan pembunuhan Machine. 


Stroyline atau jalan cerita sangatlah berpengaruh dalam dunia game manapun. Meskipun graphisnya menonjol tapi jika tidak dibarengi dengan cerita yang mumpuni maka bisa menjadi bumerang buat keseluruhan game tersebut (seperti The Order 1886). Di Horizon, kita bisa mendapatkan nuansa cerita yang menyentuh dan sangat kuat dari awal hingga akhir. Dimulai dari perjuangan seorang Aloy menjadi pejuang yang terasingkan, meninggalnya bapak Rost sang pengasuh, pertemuan dengan si 'Ibu' Elizabeth Sobeck hingga pertarungan tahap terakhir melawan musuh yang kuat benar-benar menyatu dan serasa berada di dalam dunia Aloy. 

last battle yang seru

Sebuah kredit khusus patut diberikan kepada alunan musicnya. Acungan jempol dan applaus sambil berdiri saya dedikasikan kepada Joris de Man, The Flight dan Niels van der Leest sebagai komposer dan Julie Even sebagai penyumbang suara merdu. Gabungan mereka ternyata menghasilkan hasil yang sangat maksimal, sangat pas dengan kondisi Horizon Zero Dawn baik saat bertarung, berkelana ataupun saat opening act. 
Oya, VA (Voice Actress) dari Aloy sendiri diperankan oleh Mbak Ashley Burch. Dia sudah banyak mengisi suara beberapa nama yang familiar, macam Chloe Price (Life is Strange), Tiny Tina (Borderlands 2), Sasha Braus (Attack on Titan) atau sebagai Nadia (Rise of Tomb Rider). 


Di akhir 2017, Horizon Zero Dawn meraup banyak penghargaan dan masuk beberapa nominasi, seperti Best PS4 games (IGN), nominasi Game of The Year (The Game Awards), Best Gaming Peformance of Ashley Burch (Golden Joystick Award), dan masih banyak lagi. (Sisanya bisa liat di Wikipedia)



Overall, Guerilla Games menjadi salah satu developer terbaik yang bisa menghadirkan game-game berkelas di masa mendatang, mungkin bisa menyaingi Naughty Dog selama beberapa tahun.  SONY harus benar-benar jeli dalam memanfaatkan segala resourcesnya sehingga bisa membuat para gamers untuk terus bersama dengan Playstation 4 dan tidak berpindah ke lain console. 



ketika berhasil menamatkan game ini 😅


Horizon Zero Dawn adalah jawaban, sebuah keindahan tanpa batas.






Note : semua gambar di atas hasil screenshot PS4 slim yang belinya cash di PSE Enterprise 😅


Daily Blog : short journey in Taipei

Taiwan.. Pertama kali yang terdengar ketika mendengar kata sebuah negara 'Taiwan' adalah sebuah grup idol ternama F4 dan Meteor G...