Saturday, April 14, 2018

Daily Blog : short journey in Taipei

Taiwan..
Pertama kali yang terdengar ketika mendengar kata sebuah negara 'Taiwan' adalah sebuah grup idol ternama F4 dan Meteor Garden. Sebagai anak tahun 2000an, adalah sebuah hal wajar ketika mengetahui kedua komponen tersebut menyeruak kembali ke pikiran dan masih terbayang-bayang hingga sekarang. Wajah polos Barbie Hsu, plus kegantengan Jerry Yan, Vic Chou, Ken Chu dan Vaness Wu adalah sosok-sosok utama untuk para penggila drama mandarin di kala itu. Termasuk penulis sie..

Akhir maret 2018 kemarin, penulis berkesempatan pertama kali berkunjung ke Taiwan. Hanya saja perjalanan ini mungkin bisa dibilang terlalu sebentar dan hanya untuk kunjungan kerja saja. Taipei adalah tujuan utama di negara yang terpisah dari China daratan ini. 
Banyak yang menyangka bahwa, Taiwan adalah bagian dari China atau bisa disebut ROC (Republic of China). Akan tetapi berdasarkan beberapa sumber dan info langsung dari orang Taiwan, negara ini memiliki kedaulatan yang berbeda dengan Tiongkok (ROC). Istilah 'wilayah yang memisahkan diri' menjadi sebuah kalimat trademark tersendiri dari beberapa orang lokal mengenai Taiwan sambil mungkin berharap di masa mendatang, Taiwan benar-benar terpisah secara utuh dari ROC. 

Oke, kita ke topik utama.
Sebagai orang Indonesia yang memiliki passport yang 'tidak terlalu kuat', maka keberangkatan ke Taiwan membutuhkan visa sebagai syarat utama. Karena penulis tinggal di Bali, satu-satunya jalan terdekat adalah di Surabaya dimana terdapat konsulat Taiwan yang berfungsi mengurus segala keperluan administrasi menuju Taiwan. Penulis sendiri sudah mengurus Visa 1 bulan sebelum keberangkatan dan selesai hanya dalam 3 hari saja. Segala requirements sangat mudah dicari di website konsultan Taiwan. Untuk memudahkan pengurusan, penulis sarankan untuk menelpon terlebih dahulu sebagai konfirmasi ulang mengenai persyaratan.

Ada beberapa Airplane yang direkomendasikan jika ingin ke Taiwan. Bisa dengan Eva Air (direct), Hong Kong Express (transit Hong Kong), Singapore Airline (transit singapore) atau China Airlines. Perbedaan tentu saja di harga dan kualitas pelayanan dari masing-masing maskapai. Penulis sendiri akhirnya memilih China Airlines sebagai kendaraan utama menuju Taiwan dengan waktu tempuh sekitar 5 jam (direct). 

Urusan bisnis di Taiwan sendiri hanya 2 malam saja. Sangat singkat dan mungkin bisa dibilang tidak terlalu berasa. Tiba di Taipei sekitar jam 9 malam, penulis kemudian dijemput oleh salah satu staff hotel di Taipei Park Hotel yang terletak di pusat kota. Kualitas dari hotelnya sendiri sangatlah OK dengan pelayanan yang ramah. Meski memang dari segi harga cukup mahal. Untuk tarif 2 malam (per akhir Maret 2018), sekitar USD 275 (include tax). Mungkin karena lokasi atau memang biaya hidup di Taipei mahal jadinya semua harga menyesuaikan seperti itu. 
Setelah urusan check in beres, penulis baru bisa rebahan sekitar jam 10 an malam. Cukup lelah memang, duduk di atas langit sekitar 5 jam an sangat melelahkan secara fisik dan psikis. Tapi begitu melihat empuknya kasur hotel, semua bayang-bayang kelelahan langsung hilang seketika.

hai kasur
Esok paginya, penulis langsung bergerak menuju kantor. Sebelum itu mencoba menikmati sarapan di Hotel yang memang memiliki beragam menu menarik. Sayang sekali, pada saat itu kondisi badan penulis lagi tidak nyaman sehingga tidak terlalu mencicipi semua makanan yang ada. 
Penulis lalu dijemput oleh sebuah taksi lokal (bukan grab or uber) yang sudah dipesan sebelumnya. 

Kantor klient yang dituju di Taipei ini adalah sebuah perusahaan international berbasis Packaging. Tetra Pak adalah pemain lama di bisnis yang sangat menjanjikan ini. Hampir semua minuman yang ada di Taiwan bergantung kepada Tetra Pak sebagai partner packaging. Penulis sangat terkesima ketika melihat display beberapa merk minuman (lokal dan international) yang dipacking oleh perusahaan ini. 

Pekerjaan setengah hari pun kelar, jam 1 siang penulis akhirnya balik ke hotel dengan berbekal 2 obat panadol atas rekomendasi dari klien. Cukup manjur, 2 obat langsung diteguk kemudian tidur sebentar hingga sorenya badan sudah lumayan fit untuk beraktifitas. Tak banyak lokasi yang bisa diexplore oleh penulis selama di Taipei. Berdasarkan informasi, Taipei 101 cukup dekat dengan hotel dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sebagai tambahan, Taipei 101 adalah tower tertinggi di Taiwan dan dulunya sempat menyandang status sebagai bangunan tertinggi di dunia sebelum dikalahkan oleh salah satu bangunan di Qatar (kalau gak salah sie). 

Jalan kaki dari hotel ke Taipei 101 di sore hari sangatlah nyaman dan aman. Penulis akui bahwa kota ini benar-benar bersih, teratur dan terawat. Trotoar difungsikan hanya untuk pejalan kaki dan bukan untuk pedagang, lalu lintas lancar meski kondisi sangatlah padat di kota besar plus kondisi angin yang lumayan kencang adalah gambaran jalanan Taipei di sore hari. Yang paling menakjubkan adalah di semua trotoar terdapat semcam 'blink-blink' (penulis gak tau nama resminya apa) sehingga area ini sedap dipandang mata. 
lalu lintas yang padat tapi rapi


20 menitan jalan kaki pun jadi tidak terasa hingga akhirnya tiba di Taipei 101. Disini banyak terdapat masyarakat lokal dan turis berebut untuk foto ataupun sekedar masuk ke bangunan tersebut. Spot untuk mengambil full bangunan ini pun sudah disediakan oleh pemerintah lokal. Ada beberapa jembatan penyebrangan yang menjadi titik favorit buat para fotographer demi mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. 

Taipei 101
Penulis tidak sempat menjelajah lebih detail ke bangunan tertinggi ini, hanya saja selain museum dan restoran, di seputaran Taipei 101 terdapat mall yang bisa kita kunjungi untuk sekedar cuci mata dan mencicipi restoran lokal maupun international. Sebenarnya terdapat sebuah restoran dim sum yang memang mendapat rekomendasi dari Klien dan terletak di area mall, hanya saja antreannya lumayan panjang dan mungkin harganya tidak terjangkau untuk kalangan bawah ala-ala penulis. haha

Malam terakhir di Taipei pun hanya dihabiskan untuk sekedar berjalan menyusuri jalanan Taipei yang memang sangatlah bersih dan rapi sambil berkunjung ke Family Mart hanya sekedar membeli Chatime berbentuk package yang memang tidak kita temui di Indonesia.  

thank you Chatime
Sebenarnya ada beberapa tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi selain Taipei 101, seperti monumen Chiang Kai Shek atau pasar malam Shilin, akan tetapi karena waktu yang sempit, kondisi badan kurang bagus plus gak terlalu bawa uang banyak (haha) maka penulis merasa 1 tempat sangatlah cukup untuk dikunjungi. 
Semoga di lain kesempatan (tentunya setelah memiliki tabungan yang cukup), penulis bisa kembali menjelajah Taiwan hanya untuk urusan Holiday saja. Bukan tak mungkin, siapa tau di jalan bisa bertemu langsung dengan Tao Ming Se. 😅

No comments:

Post a Comment

Daily Blog : short journey in Taipei

Taiwan.. Pertama kali yang terdengar ketika mendengar kata sebuah negara 'Taiwan' adalah sebuah grup idol ternama F4 dan Meteor G...